
Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Munafri Arifuddin menyebutkan bahwa kota itu membutuhkan 6.000 kantong per bulan, sehingga penting kolaborasi lintas sektor untuk pemenuhan darah tersebut.
“Saya mengutip data dari Ketua PMI Sulsel Adnan Purichta Ichsan yang menyebutkan bahwa kebutuhan darah di Kota Makassar mencapai sekitar 6.000 kantong per bulan, sedangkan di Sulsel mencapai 16.000 kantong,” ujarnya di Makassar, Kamis.
Untuk memenuhi kebutuhan darah tersebut ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dengan melakukan kegiatan donor darah secara rutin di Kota Makassar dan Sulsel secara umum.
“Kita tidak bisa berpikir sektoral dalam menangani kebutuhan darah. Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi ini menyangkut kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya.
Munafri menilai pendekatan kolaboratif melalui skema pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan TNI/Polri merupakan kunci utama dalam menjawab tantangan kemanusiaan, termasuk dalam hal penyediaan darah.
Ia mengapresiasi Kodim 1408/Makassar yang menginisiasi kegiatan donor darah itu. Menurutnya, sinergi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sosial sekaligus menjawab isu-isu kemanusiaan di kota dengan populasi penduduk lebih dari 1,4 juta jiwa ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Dandim karena mampu menginisiasi kegiatan yang sangat bermanfaat ini. Masyarakat kita peduli, tapi harus ada ruang yang difasilitasi. Ini salah satu contohnya,” tambahnya.
Menurutnya, dalam pemenuhan kebutuhan darah ini bukan hanya tugas PMI. Ini tugas bersama. Sehingga ia ingin memastikan bahwa pola pelaksanaan donor darah akan di perkuat secara rutin.
“Insya Allah, Pemkot Makassar akan berkontribusi lebih dari 50 persen dari target kebutuhan darah,” katanya.
Ia juga menekankan, pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait manfaat donor darah, baik dari sisi kesehatan maupun sisi spiritual.
Potensi pendonor darah di Makassar, kata dia sangat besar, tetapi pengelolaannya masih perlu dimasifkan.
“Edukasi harus diturunkan ke masyarakat secara berkelanjutan. Donor darah itu menyehatkan, dan menjadi amal ibadah,” jelasnya.
Wali Kota juga menyampaikan bahwa Pemkot Makassar siap menata ulang sistem pendonoran darah di kota ini agar lebih sistematis dan terjadwal, sehingga kegiatan donor darah dapat dilakukan secara berkala.
Ke depan, dia ingin agar setiap bulan sudah ada jadwal tetap. PMI tinggal datang, dan darah bisa langsung dikumpulkan.