
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merencanakan pembangunan posko terpusat untuk penanganan gempa di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
“Kami berencana membangun posko bantuan yang berpusat di Desa Masani dan kemungkinan akan dikunjungi oleh pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Poso Dharma Metusala, di Poso, Minggu.
Dengan adanya posko tersebut, kata dia, data korban, pembagian bantuan bencana, serta kegiatan mitigasi bencana dapat terpusat di Desa Masani.
Dia menjelaskan BPBD Poso telah melaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST).
“Kami meminta bantuan dari Sinode untuk bersinergi dengan BPBD dalam hal tanggap bencana,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini kebutuhan mendesak masyarakat adalah tenda darurat, makanan, obat-obatan, perlengkapan bayi, dan selimut. Bahkan, RSUD Poso juga meminta tenda bantuan untuk pasien, karena ketakutan akan terjadi gempa susulan.
Sementara itu, Sekretaris Umum Sinode GKST Pendeta Jetroson Rense mengatakan perlu segera pembuatan dapur umum, sehingga tim dan relawan bencana dapat bekerja maksimal.
Menurut dia, perlu adanya posko terpadu sehingga pendataan korban hanya satu pintu.
Dia berjanji akan memberikan bantuan petugas dari Rumah Sakit Sinar Kasih GKST Tentena sebanyak tujuh perawat, satu mobil ambulans, dan obat-obatan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu pukul 05.36 WIB.
Gempa itu dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,8 dengan episenter gempa terletak pada koordinat 1,27 derajat lintang selatan 120,75 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 13 kilometer arah barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 kilometer.