
Penyanyi Sabrina Carpenter mengaku tak menduga sampul album barunya, “Man’s Best Friend” yang baru dirilis akan menuai kritik dari publik.
Ia merasa konsep sampul itu standar dan sejalan dengan musiknya, namun belakangan posenya dalam gambar sampul album tersebut memicu beragam tafsir.
“Jujur, saya enggak melakukan apa pun untuk memancing reaksi itu. Saya hanya melakukan hal-hal yang menurut saya terasa benar, dan masuk akal ketika anda mendengar musiknya,” kata Carpenter, dilansir dari Deadline, Rabu.
Sampul album “Man’s Best Friend” menampilkan Carpenter berlutut di samping seorang pria yang wajahnya tidak terlihat.
Pria tersebut tampak menjambak rambut sang penyanyi. Pose ini sontak menuai kritik karena dinilai menggambarkan dominasi pria dan posisi wanita yang tunduk (submisif).
Menanggapi hal itu, Carpenter mengakui adanya konsep “submisif” dalam gambar tersebut. Namun ia menekankan bahwa makna gambar sangat bergantung pada niat dan interpretasi orang yang melihatnya.
“Itu sangat tergantung pada apa niat anda dan apa yang anda inginkan. Gambarnya, menurut saya, adalah metafora, tapi saya yakin orang lain juga bergumam seperti, ‘Dang, dia cewek submisif’,” kata dia.
Carpenter mengaku merasakan antara ingin tertawa atau menangis melihat beragam persepsi publik. Ia menyadari bahwa pandangan pribadinya sangat berbeda dengan cara pandang orang lain.
“Terkadang saya membaca sesuatu dan saya berpikir, ‘Wow, saya tidak mengalami hal ini seperti itu, tetapi jika mereka melakukannya, maka itu nyata bagi mereka’,” kata dia.
Album “Man’s Best Friend” sendiri dirilis pada 29 Agustus 2025 melalui Island Records.
Menurut Carpenter, album ini adalah curahan hati tentang berbagai pengalaman hidup menjadi seorang wanita muda, seperti patah hati dan perjuangan menarik diri dari kekecewaan.
“Jadi rekaman ini tidak menunjukkan bahwa saya seakan sudah melaluinya tapi juga tidak di posisi belum mengalaminya,” kata Carpenter.