
Tim Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi yang terdiri atas peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung diterjunkan melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi kawasan transmigrasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Baiq Nelly Yuniarti mengatakan Tim Ekspedisi Patriot dari IPB dan Unpad ini akan melakukan misi riset dan pemetaan potensi transmigrasi di 28 desa di NTB.
“Ini momentum penting dalam memperkuat peran kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal,” ujarnya di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan kedatangan tim ekspedisi patriot di NTB ini menandai dimulainya misi riset dan pemetaan potensi ekonomi di kawasan transmigrasi sebagai upaya mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Nantinya tim ekspedisi patriot ini, kata Nelly, menjalankan kajian lapangan di kawasan transmigrasi Selaparang yang meliputi empat kecamatan dengan 28 desa selama empat bulan ke depan.
“Kawasan NTB merupakan salah satu dari 154 kawasan transmigrasi di Indonesia yang menjadi lokasi penempatan tim. Jadi, NTB termasuk kawasan menjadi titik fokus observasi tim ekspedisi patriot dari Kementrans,” terang Nelly.
Ia menyebutkan sejumlah wilayah yang menjadi tempat tim ekspedisi patriot Kementrans di NTB, di antaranya Kecamatan Pringgabaya di Desa Pringgabaya, Bagik Papan, Labuan Lombok, Gunung Malang, dan Seruni Mumbul.
Selanjutnya, Kecamatan Suela di Desa Suela, Ketangga, Selaparang, Suntalangu, Sapit, Perigi, Mekar Sari, dan Puncak Jeringo.
Kemudian, Kecamatan Sambelia di Desa Belanting, Obel-Obel, Sugian, Labuhan Pandan, Dara Kunci, Bagik Manis, Dadap Senanggalih, dan Padak Guar.
Selain itu, tim ini juga turun di Pulau Sumbawa di kawasan Tambora, Bima, antara lain di Desa Rasabou, Desa Oi Panihi, Desa Kawinda Toi, Desa Kawinda Nae, dan Desa Labuan Kananga.
Nelly berharap hasil riset dan pemetaan kawasan transmigrasi itu tidak hanya menjadi dokumen yang bagus tanpa implementasi.
“Harapan saya dokumen ini bisa diwujudkan melalui trans tuntas, trans gotong royong, dan program trans lainnya,” ujar mantan Kepala Dinas Perdagangan NTB ini.
Menurutnya, tim dari dua kampus ternama itu dibagi menjadi tiga tim. Tim pertama dari IPB dipimpin Prof Dwi Rachmina bersama 4 orang anggota akan fokus pada evaluasi kawasan transmigrasi.
Tim kedua dari IPB dipimpin, Rici Tri Harpin Pranata membawa 4 orang anggota fokus pada desain pengembangan komoditas unggulan. Sedangkan tim ketiga dari Unpad dipimpin, Yudi Ahmad Faisal membawa 4 orang anggota, fokus pada desain kolaborasi kelembagaan ekonomi.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pembangunan berkelanjutan di kawasan transmigrasi Selaparang, sekaligus memperkuat kolaborasi antara kementerian, pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat,” katanya.